Rayya, Cahaya di Atas cahaya Part 2

18.07 Viana Dew 0 Comments

"jangan sekali-kali bilang kebohongan adalah hal sepele"

Kalimat yang begitu sederhana namun memiliki makna yang sangat dalam. Ya, berbohong seakan-akan mudah bagi orang yang tidak mengerti arti kesejatian. Bohong akan hal yang tak nyata tetapi sangat patut untuk dilakukan. Namun, bagi Rayya, kebohongan bukanlah hal sepele. 

Kemal pun akhirnya dipecat sebagai fotografer Rayya. Gaya Kemal yang penuh dengan manipulasi, tak memihak Rayya untuk bertahan dengan sudut pandang Kemal. Kemudian datanglah Arya, seorang fotografer gaya lama yang masih mempertahankan gaya manusia bukan teknik. Selain itu, arya masih mempertahankan esensi-esensi lama yang mempertahankan era analog yang jago memanipulasi tetapi jiwanya tidak dimanipulasi. 

Perjumpaan dengan Arya, perlahan-lahan membuat Rayya sadar. Dimulai dari Arya yang mengikuti alur pemikiran Rayya. Seolah-olah Rayya memiliki banyak rencana mengenai masa pemotretan Jakarta-Bali. Namun, Rayya hanyalah mengikuti kata hati bukan pemikirannya. Melihat dan mengamati apa yang ia temui. Perjalanan yang memakan waktu berhari-hari dengan pemandangan alam menakjubkan indah di mata. 

Sampai suatu ketika, 

"Rayya memang pelopor"
"bagaimana kalau aku juga berani memelopori dari ujung tebing itu "
"silahkan"
"gila kamu"
"aku gag gila, dan kamu juga gag gila. jadi gag mungkin kamu melompat ke tebing itu"
"kenapa"
"kamu perlu audien 1 lagi, disini aku sendiri"
"maksud kamu bram ya? kamu lancang"
"terjun ke tebing itu baru ada artinya kalau ada bram"
"sok tau, kamu sok tahu"
"memang sok, tapi tahu kan "
"bunuh diri itu adalah sebuah kemungkinan, tapi bukan buat bram"
"kamu memang berjuang keras untuk melepas bram dari pikiran kamu. tapi kamu ambil lagi, peluk-peluk lagi, cium-cium lagi"

"Rayya pengen bunuh diri, Hai Semuanya Rayya pengen bunuh diri"


Sampai akhirnya mereka pun berbicara sambil berpuisi

Cahaya, cahaya, beribu-ribu cahaya, berjuta-juta cahaya
berjuta cahaya di langit, satu cahaya berdiri di atas bukit
berjuta cahaya di langit, satu kegelapan, membeku di atas bukit
berjuta bintang di langit, mengepung, mengerumuni satu bintang di atas bukit

Alah, diem ah
Rayya, kamu ini cahaya
kamu ini bintang yang bercahaya

Rayya itu gelap
Kegelapan Rayya butuh omong pada cahaya bintang-bintang
tidak sesama kegelapan

Aku memang sedang gelap
Rayya, tapi aku bukan kegelapan
Aku kegelapan, mau apa kamu ?


Image result for rayya cahaya di atas cahaya adegan di atas bukit

Ahh, makna yang dalam pada kumpulan kata-kata. Rayya seolah berkata bahwa dirinya itu gelap bukan seperti bintang yang terang benderang disukai oleh semua orang. Padahal Arya mengatakan bahwa Rayya itu cahaya. Tetapi Rayya menyangkalnya. 

Sejatinya manusia itu gelap, gelap dan gelap selalu melakukan dosa. 
Rayya berkata, "Aku ini gelap, kegelapan Rayya butuh omong pada cahaya bintang-bintang. Tidak sesama kegelapan". Cahaya bintang-bintang seolah-olah berkata pada Tuhan. Butuh bercerita kepada sang Pencipta. Bukan hanya sesama manusia saja.  

Tanpa adanya petunjuk Tuhan, manusia tidak bisa berjalan atau mengambil keputusan dengan benar. Kadang kala manusia ingin mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan Tuhan dan lihatlah apa yang terjadi. Sejatinya hidup, kita perlu untuk bergantung. Nyatanya tempat bergantung yang paling tepat hanya kepada-Nya. 


Ahhh Rayya, kau seperti magnet yang membuatku untuk terus mengikuti jejak-jejak ceritamu. Cerita berbalut Religi tetapi tersaji dalam keindahan kata-kata puitis nan indah. 

Setelah berpuisi dalam sajak, keduanya pun melanjutkan perjalanan bunuh diri Rayya....






You Might Also Like

0 komentar: