Orang Islam pasti mengetahui sosok yang sangat berwibawa, memiliki akhlak yang indah, berwajah tampan, berperangai gagah dan juga sangat mencintai kita, umatnya.
Beliau adalah baginda rasululullah Muhammad SAW. Kalau saya membicarakan beliau, sungguh saya sangat mengagumi indah akhlaknya. Sangat santun, rupawan dan begitu takut kepada Allah. Walaupun beliau dijamin masuk surga oleh Allah SWT tanpa hisab namun beliau orang yang paling senang untuk beribadah. Tetap melakukan sholat, hingga terkadang melakukan sholat malam sampai kakinya bengkak - bengkak. Beliau melakukan sholat, zakat, puasa, dan semua kebaikan karena Allah SWT.
Berikut adalah akhlak nabi Muhammad SAW.
Pesona Akhlak Nabi
Suatu ketika Rasulullah SAW berjalan di Kota Makkah.
Beliau melihat seorang wanita tua menunggu seseorang yang bisa dimintai
tolong membawakan barangnya. Begitu Rasulullah lewat di depannya, ia memanggil, “Ya ahlal Arab! Tolong bawakan barang ini, nanti akan kubayar.”
Rasulullah SAW sengaja lewat di hadapan nenek itu
karena bermaksud hendak menolongnya. Maka, ketika Rasulullah
menghampirinya, beliau segera mengangkat barang-barang itu seraya
berkata, “Aku akan mengangkatkan barangmu tanpa bayaran.”
Di tengah perjalanan, wanita itu menasihati sang pemuda. “Menurut
Kabar yang beredar di Kota Makkah ini ada seseorang yang mengaku Nabi,
namanya Muhammad. Hati-hatilah engkau dengan orang itu. Jangan sampai
engkau teperdaya dan mempercayainya.”
Nenek tua itu sama sekali tidak tahu bahwa pemuda yang menolongnya
dan sedang bersamanya adalah Muhammad sang Nabi Saw. Maka beliau berkata
kepada si nenek, “Aku ini Muhammad…”
Nenek tua itu terperangah begitu menyadari pemuda yang menolongnya
adalah Muhammad yang diceritakannya. Maka, pada saat itu juga nenek itu
langsung meminta maaf dan bersyahadat. Ia pun kemudian memuji akhlak Nabi Muhammad. “Sungguh engkau memiliki akhlak yang luhur.”
Akhlak Nabi : Rendah Hati (Tawadhu’)
Ada peristiwa menegangkan buat kita semua yang mencerminkan betapa
beliau sangat tawadhu’ (rendah hati), padahal beliau adalah manusia yang
dijamin masuk surga. Pada suatu ketika menjelang akhir hayatnya, Nabi
berkata pada para sahabat, “Mungkin sebentar lagi
Allah
akan memanggilku, aku tak ingin di padang mahsyar nanti ada diantara
kalian yang ingin menuntut balas karena perbuatanku pada kalian. Bila
ada yang keberatan dengan perbuatanku pada kalian, ucapkanlah!”
Sahabat yang lain terdiam, namun ada seorang sahabat yang tiba-tiba
bangkit dan berkata, “Dahulu ketika engkau memeriksa barisan di saat
hendak pergi perang, kau meluruskan posisi aku dengan tongkatmu. Aku tak
tahu apakah engkau sengaja atau tidak, tapi aku ingin menuntut qishash
hari ini.”
Singkat cerita, Rasul memberikan tongkat pada sahabat itu seraya
menyingkapkan bajunya, sehingga terlihatlah perut Nabi. Nabi berkata,
“lakukanlah!”
Detik-detik berikutnya menjadi sangat menegangkan. Tetapi terjadi
suatu keanehan. Sahabat tersebut malah menciumi perut Nabi dan memeluk
Nabi seraya menangis, “Sungguh maksud tujuanku hanyalah untuk memelukmu
dan merasakan kulitku bersentuhan dengan tubuhmu!. Aku ikhlas atas semua
perilakumu wahai Rasulullah.”
Seketika itu juga terdengar ucapan, “Allahu Akbar” berkali-kali.
sahabat tersebut tahu, bahwa permintaan Nabi itu tidak mungkin diucapkan
kalau Nabi tidak merasa bahwa ajalnya semakin dekat. Sahabat itu tahu
bahwa saat perpisahan semakin dekat, ia ingin memeluk Nabi sebelum Allah
memanggil beliau.
Akhlak Nabi : Pandai Menghargai
Ada sepenggal kisah indah ketika ada sahabat terlambat datang ke
Majelis Nabi. Tempat sudah penuh sesak. Ia minta izin untuk mendapat
tempat, namun sahabat yang lain tak ada yang mau memberinya tempat. Di tengah kebingungannya, Rasul memanggilnya.
Rasul memintanya duduk di dekatnya. Tidak cukup sampai di situ, Rasul
pun melipat sorbannya lalu diberikan pada sahabat tersebut untuk
dijadikan alas tempat duduk. Sahabat tersebut dengan berlinangan air
mata, menerima sorban tersebut namun tidak menjadikannya alas duduk akan tetapi mencium sorban Nabi. Lihatlah bagaimana Nabi menghargainya sampai-sampai sahabatnya menangis karena tersanjung.
Akhlak Nabi : Menyimak dalam Berdialog
Nabi pernah didatangi utusan pembesar Quraisy, Utbah bin Rabi’ah.
Ia berkata kepada Nabi, “Wahai kemenakanku, kau datang membawa agama
baru, apa yang sebetulnya kau kehendaki. Jika kau kehendaki harta, akan
kami kumpulkan kekayaan kami, Jika Kau inginkan kemuliaan akan kami
muliakan engkau. Jika ada sesuatu penyakit yang dideritamu, akan kami
carikan obat. Jika kau inginkan kekuasaan, biar kami jadikan engkau
penguasa kami”
Nabi mendengar dengan sabar uraian tokoh musyrik ini. Tidak sekalipun
beliau membantah atau memotong pembicaraannya. Ketika Utbah berhenti,
Nabi bertanya, “Sudah selesaikah, Ya Abal Walid?”
“Sudah.” kata Utbah.
Nabi membalas ucapan utbah dengan membaca surat Fushilat. Ketika
sampai pada ayat sajdah, Nabi bersujud. Sementara itu Utbah duduk
mendengarkan Nabi sampai menyelesaikan bacaan dan sujudnya.
Lihatlah bagaimana Nabi menyimak ide-ide yang disampaikan Utbah bin Rabi’ah.
Adalah perilaku kita oleh si Utbbah seorang musyrik pun, kita kalah.
Utbah masih mau mendengarkan Nabi dan menyuruh kaumnya membiarkan Nabi
berbicara. Kita sekarang, jangankan mendengarkan pendapat orang kafir,
kita bahkan sering tidak mau mendengarkan pendapat saudara sesama
muslim. Na’udzbillah min dzaalik.
Akhlak Nabi : Peduli kepada Si Miskin
Ada seorang wanita muslimah yang biasa membersihkan masjid Nabi di Madinah. Ketika
Rasulullah saw tidak melihatnya lagi beberapa hari dan beliau
menanyakan perihalnya kepada sahabat, maka disampaikan kepada beliau
bahwa wanita tersebut sudah meninggal. Maka beliau bersabda:
“Mengapa aku tidak diberi tahu kalau ia meninggal? Aku pasti ikut dalam
sembahyang janazahnya” dan beliau menambahkan, “Barangkali kalian tidak
memandangnya cukup penting karena ia miskin. Anggapan itu salah. Bawalah
aku ke kuburnya.” Kemudian beliau pergi ke sana dan berdo’a untuk dia
(Al-Bukhori, Kitabus-Salat)
Akhlak Nabi : Jujur dan Amanah
Salah satu ahlak Nabi Muhammad SAW adalah Ash
Shiddiq atau jujur. Beliau adalah orang yang tidak pernah berbohong.
Sejak kecl, beliau sudah memiliki sifat jujur, bahkan ketika beliau
masih menjadi pedagang. Beliau selalu menyebutkan dengan jujur modal
yang beliau gunakan untuk barang dagangannya dan terserah kepada pembeli
akan memberikan lebih atau tidak pada barang yang dibelinya. Sehingga Nabi Muhammad Saw dikenal dalam “dunia bisnis” pada zaman itu sebagai pedagang atau pebisnis yang jujur. Di zaman sekarang, mungkin tidak banyak jika ada pedagang yang jujur seperti itu.
Karena jujur dan amanah maka beliau sangat bisa dipercaya, sehingga beliau pun terkenal dalam sejarah umat manusia sebagai satu-satunya manusia yang mendapat gelar “Al Amin” yang artinya adalah orang yang “dapat dipercaya.”
Akhlak Nabi : Paling Layak untukKita Ikuti
Nabi Muhammad Saw pernah bersabda: “Sesungguhnya aku
diutus untuk menyempurnakan ahlak yang terpuji”. Dan kemudian
Nabi saw benar-benar mejadi sumber teladan terbaik, terindah, termulia,
terpuji dan terlengkap sebagai teladan dari berbagai sisi
kehidupannya. Apa yang disebutkan di atas hanyalah sedikit contoh dari akhlak Nabi.
Sudah seharusnya kita Sebagai seorang muslim menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai panutan kita dalam berahlak.
Karena beliaulah semulia-mulianya manusia di dunia ini, akhlak mulia
beliau adalah yang paling layak untuk kita ikuti. Sehingga kita
bisa merasakan hidup indah bersama ahlak Nabi Muhammad saw. Tak akan pernah ada ahlak yang lebih indah daripada akhlak Nabi SAW junjungan kita.
0 komentar: