KETIKA FAJAR DATANG

06.57 Viana Dew 0 Comments

Saat fajar mulai hadir, matahari mulai menampakkan cahaya di ufuk Timur, maka disitulah kehidupan baru mulai menyambut kita. Kala malam kita terlelap dalam buaian indah nan menenangkan. Namun tak sedikit orang menganggap malam sebuah sosok yang menakutkan. Disana hanya Ada gelap Dan juga sunyi.
Berbeda ketika fajar mulai datang. Hati lirih menyambut datangnya sang penerang. Udara sejuk terhidang di alam raya. Ketakukan berubah menjadi kebahagiaan. Ada kalanya seseorang menyukai malam Dan gelap hanya untuk mengadu, menjumput kekasih pada sepertiga malam terakhir. Tetapi terkadang Ada yang membenci malam Karena diri lebih menikmati bersama gemerlapnya cahaya dan kebahagiaan bersama makhlukNya ketika ada cahaya.
Ketika fajar datang, Ada makna menarik di dalam Sana. Kawan, terkadang kita selalu ingin bahagia selamanya Tampa Ada kesulitan ataupun duka yang meliputi. Tetapi tahukah kawan, bahwa fajar datang Dan mentari terbit setelah melewati malam?

Ya
Setelah melewati malam, fajar mulai hadir
Setelah melewati malam, matahari mulai menyingsing
Setelah melewati malam, embun mulai mwnyejukkan raga
Setelah melewati malam, kehidupan baru mulai diperbarui
Dan setelah melewati malam, harapan-harapan mulai tumbuh untuk diperjuangkan

Begitulah kehidupan kita.
Dalam hidup pasti kita selalu memiliki masalah.
Ketika satu masalah teratasi, masalah lain mulai menghampiri.
Namun, pernahkah kita memperhatikan Ada makna apakah dibalik sebuah masalah?

Setelah melewati masalah, diri mulai kuat menghadapi kerasnya hidup
Setelah melewati masalah, sikap manja berubah menjadi dewasa
Setelah melewati masalah, kita mulai memahami makna hidup adalah perjuangan
Setelah melewati masalah, seseorang mulai menghargai pengorbanan
Setelah melewati masalah, manusia tidak akan merendahkan orang lain
Dan setelah melewati masalah, harapan baru mulai hadir membawa keba
hagiaan


0 komentar:

Cahaya Tak Tahu Kelebihannya

06.53 Viana Dew 0 Comments

Di dalam kegelapan, semua makhluk hidup di dunia ini membutuhkan cahaya. Seoalah cahaya menjadi nafas kehidupan. Seperti lentera penerang. Namun, bisakah kita melihat cahaya tanpa adanya gelap ? atau bahkan terkadang cahaya tidak akan pernah  muncul jika dalam keadaan terang benderang.
Terkadang cahaya membutuhkan kegelapan karena dengan gelap, cahaya dapat terlihat. Cahaya dan gelap merupakan satu kesatuan yang diibaratkan sebagai dua sisi mata uang atau dalam kehidupan pasti ada dua pembanding. Seperti hitam dan putih. Sedih dan senang begitupun semua yang ada di dunia ini. Karena semuanya merupakan Sunatullah (ketentuan Allah).
Dalam kehidupan, setiap manusia selalu memiliki kelebihan dan kelemahan. Entah keduanya saling berkaitan dan saling membantu atau bisa jadi saling menjatuhkan satu sama lain. Tanpa adanya kelebihan, kita tidak akan mengetahui apa kelemahan kita. begitu pula kelemahan. Tanpa adanya kelebihan, kelemahan tidak akan terlihat. Jadi, tanpa pembanding, maka kita tidak akan tahu di mana kelebihan kita.

Jika tanpa pembanding, maka kamu tidak tahu dimana kelebihanmu. Jadilah cahaya di tengah kegelapan.

               Terkadang kita tidak tahu apa kelebihan kita dibanding dengan orang lain. Kita tidak pernah sadar bahwa semua yang diciptakan oleh Tuhan pasti memiliki kelebihan. Entah kelebihan itu sudah muncul atau belum muncul untuk dikembangkan. Di sini, ane analogikan seperti cahaya. cahaya hanya memiliki cahaya. ia tidak memiliki hal lain untuk diberikan kepada orang selain yang dimilikinya itu. Ia tidak tahu apa kelebihannya ketika ia selalu bersama dengan semua benda yang menghadirkan cahaya. Lantas, saat ia bersama dengan kegelapan, ia akan mengetahui bahwa dengan adanya cahaya, gelap tidak akan menyimpan ketakutan. Dengan adanya cahaya, maka kehidupan baru akan muncul. Semua orang akan menyukainya. 
             Namun yang jelas, selagi cahaya ada untuk menerangi, maka terangilah orang-orang dengan cahaya itu. Seperti halnya hidup. Jadilah diri seperti cahaya. Cari semua kelebihan kita. Jangan hanya merenungi diri karena kita membandingkan diri dengan orang lain. Sehingga yang tampak hanyalah kelemahan dan kekurangan diri. Mungkin memang kita kurang dalam suatu hal namun pastilah kita lebih dalam hal lain.

            Jadilah diri seperti cahaya. di mana cahaya selalu menerangi kegelapan. Sinarilah orang-orang yang ada di sekitar kita. Jangan sampai kita hanya bersinar sendiri namun sekitar kita tetap gelap. Layaknya sebuah lilin, satu lilin yang menyala akan dapat menyalakan semua lilin. Sehingga ketika semua lilin itu dinyalakan, maka tak ada lagi kegelapan dalam ruangan itu. Ya. Yang ada hanyalah terang. 


0 komentar:

Gerimis hujan mendatangi, pelangi mulai menghampiri

06.40 Viana Dew 0 Comments

Hari ini ane mulai menyadari akan satu hal di mana sesungguhnya dalam hidup, kita perlu  produktif menghabiskan umur dengan hal yang berguna. Bermula dari 2 buku yang saya baca tadi pagi Karya rifai rifan. Penulis muda ini, mengajak para pembacanya untuk memahami makna Dari hidup.

Ya, makna hidup.
Hingga ane dapat menyimpulkan.
Bahwa hidup tidak hanya seperti angin yang memberi kesejukan lalu pergi berlalu
Bukan pula seperti air yang mengalir mengikuti arus yang Ada

Tetapi hidup lah seperti hujan
Kenapa hidup seperti hujan?
Hujan, hadirnya memang terkadang membuat orang resah dengan menghadiahkan banjir
Tetapi hujan pula lah yang menumbuhkan tanaman untuk dapat kita makan.

Namun ada lagi satu hal yang pasti, dengan datangnya hujan maka pelangi akan hadir memberi warna menyinari bumi.
Seperti Itulah hidup kita. Menjadi manusia bermanfaat yang menghadirkan pelangi untuk mewarnai hati dan hidup orang lain. Meskipun terkadang banyak orang yang mengeluh dengan kehadiran kita. tetapi percayalah ketika kita sudah berperan bagaikan pelangi, keluh kesah itu akan berganti dengan kasih sayang.





0 komentar:

Kisah Rasulullah Dan ukasyah

19.48 Viana Dew 0 Comments

Kisah ini terjadi pada diri Rasulullah SAW sebelum meninggal.
Rasulullah SAW telah jatuh sakit agak lama, sehingga kondisi beliau sangat lemah.

Pada suatu hari Rasulullah SAW meminta Bilal memanggil semua sahabat datang ke Masjid. Tidak lama kmdn, penuhlah Masjid dg para sahabat. Semuanya merasa rindu setelah agak lama tidak mendpt taushiyah dr Rasulullah SAW.

Beliau duduk dg lemah di atas mimbar. Wajahnya terlihat pucat, menahan sakit yg tengah dilderitanya.

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Wahai sahabat2 ku semua. Aku ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan semua kepadamu, bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu2nya Tuhan yg layak di sembah?"

Semua sahabat menjawab dg suara bersemangat, " Benar wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kpd kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu2nya Tuhan yg layak disembah."

Kemudian Rasulullah SAW bersabda:
"Persaksikanlah ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kpd mereka."

Kemudian Rasulullah bersabda lagi, dan setiap apa yg Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat.

Akhirnya sampailah kepada satu pertanyaan yg menjadikan para sahabat sedih dan terharu.

Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah. Dan sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusan dg manusia. Maka aku ingin bertanya kpd kalian semua. Adakah aku berhutang kpd kalian? Aku ingin menyelesaikan hutang tsb. Karena aku tidak mau bertemu dg Allah dlm keadaan berhutang dg manusia."

Ketika itu semua sahabat diam, dan dlm hati masing2 berkata "Mana ada Rasullullah SAW berhutang dg kita? Kamilah yg banyak berhutang kpd Rasulullah".

Rasulullah SAW mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 kali.

Tiba2 bangun seorang lelaki yg bernama UKASYAH, seorang sahabat mantan preman sblm masuk Islam, dia berkata:

"Ya Rasulullah! Aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini dianggap hutang, maka aku minta engkau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa-apa".

Rasulullah SAW berkata: "Sampaikanlah wahai Ukasyah".

Maka Ukasyah pun mulai bercerita:
"Aku masih ingat ketika perang Uhud dulu, satu ketika engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cambuk ke belakang kuda. Tetapi cambuk tsb tidak kena pada belakang kuda, tapi justru terkena pada dadaku, karena ketika itu aku berdiri di
belakang kuda yg engkau tunggangi wahai Rasulullah".

Mendengar itu, Rasulullah SAW berkata: "Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Ukasyah. Kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku akan terima hal yg sama."

Dengan suara yg agak tinggi, Ukasyah berkata: "Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah."

Ukasyah seakan-akan tidak merasa bersalah mengatakan demikian.

Sedangkan ketika itu sebagian sahabat berteriak marah pd Ukasyah. "Sungguh engkau tidak berperasaan Ukasyah. bukankah Baginda sedang sakit..!?"

Ukasyah tidak menghiraukan semua itu. Rasulullah SAW meminta Bilal mengambil cambuk di rumah anaknya Fatimah.

Bilal meminta cambuk itu dari Fatimah, kemudian Fatimah bertanya: "Untuk apa Rasulullah meminta cambuk ini wahai Bilal?"

Bilal menjawab dg nada sedih: "Cambuk ini akan digunakan Ukasyah utk memukul Rasulullah"

Terperanjat dan menangis Fatimah seraya berkata:
"Kenapa Ukasyah hendak pukul ayahku Rasulullah? Ayahku sdg sakit, kalau mau mukul, pukullah aku anaknya".

Bilal menjawab: "Sesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berdua".

Bilal membawa cambuk tsb ke Masjid lalu diberikan kpd Ukasyah.
Setelah mengambil cambuk, Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah.

Tiba2 Abu bakar berdiri menghalangi Ukasyah sambil
berkata: "Ykasyah..! kalau kamu hendak memukul, pukullah aku. Aku orang yg pertama beriman dg apa yg Rasulullah SAW sampaikan. Akulah sahabtnya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah aku".

Rasulullah SAW: "Duduklah wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dg Ukasyah".

Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah. Kemudian Umar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata:

"Ukasyah..! kalau engkau mau mukul, pukullah aku. Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya, itu dulu. Sekarang tidak boleh ada seorangpun yg boleh menyakiti Rasulullah Muhammad. Kalau engkau berani menyakiti Rasulullah, maka langkahi dulu mayatku..!."

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW:
"Duduklah wahai Umar. Ini urusan antara aku dg Ukasyah".

Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah, tiba2 berdiri Ali bin Abu Talib sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW.

Dia menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah, pukullah aku saja. Darah yg sama mengalir pada tubuhku ini wahai Ukasyah".

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW:
"Duduklah wahai Ali, ini urusan antara aku dg Ukasyah" .

Ukasyah semakin dekat dg Rasulullah. Tiba2 tanpa disangka, bangkitlah kedua cucu kesayangan Rasulullah SAW yaitu Hasan dan Husen.

Mereka berdua memegangi tangan Ukasyah sambil memohon. "Wahai Paman, pukullah kami Paman. Kakek kami sedang sakit, pukullah kami saja wahai Paman. Sesungguhnya kami ini cucu kesayangan Rasulullah, dg memukul kami sesungguhnya itu sama dg menyakIiti kakek kami, wahai Paman."

Lalu Rasulullah SAW berkata: "Wahai cucu2 kesayanganku duduklah kalian. Ini urusan Kakek dg Paman Ukasyah".

Begitu sampai di tangga mimbar, dg lantang Ukasyah berkata:

"Bagaimana aku mau memukul engkau ya Rasulullah. Engkau duduk di atas dan aku di bawah. Kalau engkau mau aku pukul, maka turunlah ke bawah sini."

Rasulullah SAW memang manusia terbaik. Kekasih Allah itu meminta bbrp sahabat memapahnya ke bawah. Rasulullah didudukkan pada sebuah kursi, lalu dengan suara tegas Ukasyah berkata lagi:

"Dulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju, Ya Rasulullah"

Para sahabat sangat geram mendengar perkataan Ukasyah.
Tanpa berlama2 dlm keadaan lemah, Rasulullah membuka bajunya. Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah yg sangat indah, sedang bbrp batu terikat di perut Rasulullah pertanda Rasulullah sedang menahan lapar.

Kemudian Rasulullah SAW berkata:
"Wahai Ukasyah, segeralah dan janganlah kamu berlebih2an. Nanti Allah akan murka padamu."

Ukasyah langsung menghambur menuju Rasulullah SAW, cambuk di tangannya ia buang jauh2, kemudian ia peluk tubuh Rasulullah SAW seerat-eratnya. Sambil menangis sejadi2nya,

Ukasyah berkata:
"Ya Rasulullah, ampuni aku, maafkan aku, mana ada manusia yang sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku melakukannya agar aku dapat merapatkan tubuhku dg tubuhmu.

Seumur hidupku aku bercita2 dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka.

Dan sungguh aku takut dengan api neraka. Maafkan aku ya Rasulullah..."

Rasulullah SAW dg senyum berkata:
"Wahai sahabat2ku semua, kalau kalian ingin melihat ahli Surga, maka lihatlah Ukasyah..!"

Semua sahabat meneteskan air mata. Kemudian para sahabat
bergantian memeluk Rasulullah SAW.

*****
Meski sudah sering membaca dan mendengar kisah ini berulang-ulang, tetap saja aku menangis.

Semoga tetesan air mata ini membuktikan kecintaan kita kepada kekasih Allah SWT....

Allahumma sholli 'alaa Muhammad.
Allahumma sholli 'alayhi wassalam.

http://ayahkita.blogspot.com/

0 komentar:

Yesterday is History. Tomorrow is Mistery. Today is Present/Gift

18.16 Viana Dew 0 Comments


Pasti kita semua tidak asing dengan kata-kata yang ane tuliskan di atas. Ya, kata-kata itu seringkali hinggap di telinga kita tetapi tak jarang kita mengganggap semua itu hanyalah angin lalu. Mudah sekali bagi kita untuk dapat menerima sebuah perkataan dalam bentuk motivasi namun terkadang kita sulit menerima perkataan dari seseorang yang pada kenyataannya semua itu ada di dalam diri kita. Ya, kenyataan yang berupa kritik ataupun saran.
Manusia pada hakikatnya sering melakukan kesalahan. Namun itu tetap manusiawi. Tak ada manusia yang terbebas dari kesalahan maupun dosa kecuali rasulullah yang sudah dinyatakan bersih terbebas dari dosa. Iya kan, hehe.
Kesalahan dan dosa yang pernah kita lakukan, terkadang membuat diri kita menjadi pesimis atau bahkan kita sangatlah malu untuk bertatap muka dengan orang lain lalu membandingkan diri kita kemudian kita mengganggap diri kita ini rendah. Sangatlah rendah dan hina. Memang begitulah diri kita. Terkadang rasa pesimis lebih kuat untuk hadir dibandingkan rasa optimis untuk merubah diri menjadi lebih baik lagi.
Tetapi, yang namanya kesalahan pasti bisa untuk diperbaiki. Tak mungkin tidak. Begitupun dosa. Bukankah sang pencipta kita maha pemberi maaf. Berapapun, sebanyak apapun dosa kita, kalau kita mau bertaubat dan berhenti melakukan kegiatan yang sia-sia pasti kita akan diampuni. Tuhan saja bisa memberikan maaf kepada hambaNya apalagi manusia.
Selalu ada harapan saat kita ingin memperbaiki diri. Namun bukan berarti harapan itu akan menjadi kenyataan kalau kita tidak mau merubah perilaku diri kita. Bukankah dulu kita selalu dimarahi oleh orang tua kita ketika waktu kecil kita sering menangis dan merengek-rengek. Lalu lambat laun kita mulai tumbuh dewasa dan pasti kita akan merasa malu jika menangis di depan umum apalagi merengek. Ayo deh pada ngaku aja ! penulis juga gitu kok, jadi malu hehe J
 Seberapa besar masalah yang kita hadapi karena kesalahan kita, kita wajib untuk menyelesaikan mencari solusi yang tepat. Bukan hanya bertopang dagu dan melamun saja. Masalah tak akan selesai kalau cuman dibayangin doang.
Seperti halnya saat kita memiliki suatu proyek untuk dikerjakan, segenap tenaga dan pikiran sudah kita kerahkan untuk mengerjakan proyek itu. Kesana kemari kita mencari referensi untuk mengoptimalkan proyek namun apa yang mau dikata kalau ternyata si Bos menolak. Duhhh sangat sakit sekali rasanya, hiks hiks hiks.
Namun yang namanya perjuangan pasti akan membuahkan hasil. Entah itu perjuangan kesekian berapa, hehe. Thomas Alfa Edison saja perlu ribuan kali untuk menemukan bahan bola lampu yang benar-benar top. Sampai-sampai dikatakan sebagai orang gila. Namun pada kenyataanya percobaan kegagalan berulang kali menemukan bahan yang tepat dapat membuahkan hasil. Nah kita baru mencoba beberapa kali saja sudah minder. Buang jauh-jauh tuh minder. Apa gag malu sama Thomas Alfa Edison.
Sekarang kita rubah mindset pola pikir kita. Katakan pada diri kita.
“Oke kemarin memang aku gagal, memang aku belum bisa untuk lolos. Namun aku masih memiliki hari ini. Hari ini akan aku buat sesuatu yang besar dan dikenang banyak orang. Entah apapun yang terjadi besok, aku yakin pasti bukan hal yang sia-sia melainkan hal terindah yang akan bermanfaat”
            Seperti halnya jika kita berdosa atau memiliki kesalahan. Jangan sampai kita terpaku untuk selalu menyesali dan menangisi dosa itu. Percuma saja kita menangisi dosa tetapi kita tidak mau berubah. Tidak mau bertaubat. Bukankah Allah telah berfirman : 

            Nah, itu sudah jelas firmanNya kan. Semua perubahan itu dimulai dari diri kita. Awal niat kitalah yang akan menentukan perbuatan kita selanjutnya. Kalau ada keburukan atau dosa di masa lalu tutuplah pintu dosa itu rapat-rapat. Kalau bisa jangan sampai ada yang tau kecuali diri kita dan pencipta. Yakinkan pada diri kita, kalau kita mau berubah pasti selalu ada kesempatan untuk memperbaiki diri hari ini dan juga esok.
            Tinggalkan hari kemarin menjadi kenangan dan sejarah yang ada dalam hidup kita. Yang namanya kenangan dan sejarah, bolehlah dikenang tetapi jangan sampai membuat kita meratapi secara berlebihan. Kita masih memiliki hari ini, entah apa yang akan terjadi. Tetapi hari inilah kesempatan kita untuk berubah. Berubah menjadi lebih baik lagi. Jangan sampai menunggu untuk berubah besok ataupun lusa. Belum tentu juga kita masih bernafas sampai esok hari.

            Nah, mulai hari ini. Ambillah hikmah dan kebaikan yang ada pada hari kemarin ataupun masa lalu kita. walaupun penuh hinaan dan cacian. Sekarang tekadkan pada diri untuk berubah dan melakukan yang terbaik untuk dipersembahkan pada orang lain. Jadikan diri kita hari ini bermanfaat. Jangan sia-siakan setiap hembusan nafas yang diberikan pencipta. Hari inilah hari kita. Lakukan yang terbaik ! 

0 komentar:

Pintu Peraduan

17.31 Viana Dew 0 Comments


Hari beradu dalam kepingan waktu
Malam yang gelap terkadang menyisakan cahaya tersembunyi
Senyum simpul selalu menghiasi diri
Walau terkadang pahit kehidupan jahiliah masih membayangi
         
            Aku tak pernah tahu
            Kapan cahaya itu hadir dan menerangiku
            Menuntun perlahan langkah kaki yang penuh dosa
            Membasuh setiap kepingan dosa dengan tetes air nan suci

Malam-malam panjang
Tak kuasa diri ini lelah dalam peraduan
Hanya ada rintihan taubat berbaur air mata
Selalu menemani dalam buih-buih lantunan doa

            Masihkah diri ini bermakna ?          
            Masihkan ada tempat untukku kembali ?

Yang kutahu
Pintu itu selalu terbuka

Untuk tamu yang ingin berkunjung

0 komentar:

Jalan Kehidupan

17.30 Viana Dew 0 Comments


Kuukir sebuah jalan dalam angan
Terbentang panjang mengitari bukit permadani
Berkelok – kelok, indah nan teduh
Berpagar pepohonan rindang menjulang
Semilir angin menerobos bebas pada semua ruang

            Dalam angan, kugambar jelas 2 jalan
            Berkelok – kelok panjang dan ada jalan yang lurus

Saat kucermati dalam – dalam
Jalan berkelok jauh lebih indah
Penuh dengan lekak lekuk menawan
Guratan keindahan nan lembut meliuk - liuk

            Sementara
            Jalan lurus hanyalah garis kaku tanpa keindahan
           Terkesan mendung dan juga konstan tanpa variasi

Hingga aku mulai untuk berfikir
Seperti jalan inikah kehidupanku ?
Jalan berkelok – kelok penuh suka dan duka
Namun terlihat indah penuh dengan guratan kehidupan



0 komentar:

Sang Perindu

17.28 Viana Dew 0 Comments

Gemericik angin beradu dalam bisu dedaunan
Terbang lepas berhambur di oase kekeringan
Melayang terbang mengikuti hilir mudik angin bertiup
Hingga terjatuh perlahan saat angin tiada


            Terpaku menatap kerinduan itu
            Mengadu akan panasnya terik dan dinginnya sang malam
            Terkadang ku bertanya mengapa hidup ada suka dan duka ?
            Apakah tak ada kebahagiaan yang abadi ?


Daun semakin lama semakin mengering
Manusia semakin lama semakin merenta
Hiruk pikuk kehidupan semakin berakhir
Oh... adakah yang abadi ?


            Jikalau ada,
            Bolehkah aku menjumpainya
            Tersenyum dalam kebahagiaan hakiki


Oh...
Bila keindahan itu adalah surga
Kuingin menjamahmu dalam hingar bingar duniaku
Namun menuju tempatmu kah akhir hidupku ini ?



0 komentar:

Harapan dan Impian

17.27 Viana Dew 0 Comments

Asa itu kian lama kian memuncak
Menumbuhkan mimpi dan harapan baru
Menjuntai langkah, mengukir impian yang kurindu

          Oh... begitu indah dan nyata untuk ditempuh
          Merangkai impian dari satu per satu kepingan

Ijinkan diri ini menjamah dunia itu
Dunia yang membawa pada kehadirat Ilahi
Mengarungi kefanaan menggapai akhirat yang hakiki

           Akan kuselami onak dan duri

           Hingga kutemukan, berlian yang kemilau menyilaukan semesta ini

0 komentar:

HUJAN

17.26 Viana Dew 0 Comments

Tetes-tetes air membasahi bumi
Bening, penuh makna nan suci
Berentetan menghujam pertiwi
Memberi peraduan pada sang pemimpi

            Oh hujan,
            Sampaikan salam penuh kerinduan
            Tuk seorang diseberang perantauan
            Mengisi hari menjemput impian

Terkadang hati merindukan kasih
Menahan perih tak kunjung menepi
hingga buaian air hujan menerpa
kuterpaku merasakan kesejukannya

dalam diam dalam kesendirian

0 komentar: