FILOSOFI MEMBERI DAN MENERIMA

20.11 Viana Dew 0 Comments


well....
banyak pepatah yang mengatakan banyaklah memberi, nanti kamu akan lebih banyak menerima. pepatah ini sering saya dengar, bahkan tak jarang berucap seperti ini "lebih baik tangan di atas dari pada tangan di bawah"

Yah, pasti kita semua sudah dengar pernyataan itu bukan?
Lalu apa maknanya ?
Apakah memberi harus berupa benda karena diberikan lewat tangan ? 
ehmmmm kalau bukan benda dan tidak melewati tangan, bisakah itu dikatakan memberi?

beberapa waktu yang lalu, saya  seolah disadarkan tentang arti memberi. Bak halilintar yang datang bertubi-tubi menusuk otak saya. bertubi-tubi ? Iyah bertubi-tubi dan rasanya bukan mainnnnn !
Langsung membuat saya berdoa tanpa ucapan kata !

"gimana bisa tuh, berdoa tanpa ucapan kata ?"

Begini nih ceritanya...
beberapa tahun terakhir ini, saya memang diberi amanah untuk kerja sampingan jadi guru les. Entah les privat ataupun les bimbel. Padahal ya, saya ini bukan orang pintar. Seringnya kalau pembagian raport dulu waktu sekolah pasti sudah kebiasaan dibagian belakang. Ibarat kata sudah langganan, hehe. Tapi mungkin ini sudah jalan dariNya. Dijadikan tentor karena mungkin berlatar belakang dunia pendidikan jadi ya wajar kalau diminta jagain anak orang.

Saat itu hari minggu, di mana hari itu banyak digunakan untuk berkumpul dengan keluarga dan orang terdekat yang disayangi. Meskipun tetap berada di rumah, kalau sudah bareng-bareng orang terkasih, apa sih yang nggak bahagia ? :)

Tapi hari itu, saya memilih untuk bersama murid-murid les. Meluangkan waktu untuk mereka karena hari senin akan menghadapi ujian. Memang kalau sudah kelas 6, selalu saja persiapaanya menghadapi UN. Mau tidak mau, saya pun harus mengorbankan waktu berkumpul keluarga dengan berbagi pengalaman dan pengetahuan. Satu hari itu, aku pun harus membagi menjadi 3 waktu. Maklum menjadi guru les bukan cuman pada 1 tempat tapi ada di 3 tempat. Jadi yah harus pinter-pinter managemen waktunya. 

Okey tahap 1 ngelesi pun dimulai. 
saya membagi les pada pagi, siang dan sore. Pagi hari pukul 09.00, siang pukul 14.30 dan sore 16.30. Saya pun memulai les pagi di dekat rumah. 5 menit berlalu, 10 menit berlalu hingga 20 menit berlalu, barulah anak-anak hadir. Oh God... lamanya mereka ! sabar vi sabar ! 
Yah, walaupun hati menjerit-jerit tapi memandang wajah polos mereka seolah semua itu sirna. I got light in their eyes ! 

Waktu les pun berjalan seperti biasanya. Kadang ada canda, tawa, bahkan tak jarang ada otot yang harusnya ditahan jadi keluar, hehehe maafkan miss ya anak-anakku :)

Siang pun seolah tak ingin kalah dengan pagi. Kesabaran diuji lagi. Duhh Gusti harus berapa lama lagi ??? Dalam hati, ayolah berpikir positif, mungkin anak-anak baru bangun tidur atau kalau tidak ya sedang OTW. Alhasil daripada e to the mosi yasudah dibuat enjoy browsing-browsing gag jelas hehe,

Yupz, beberapa menit anak-anak pun datang. Dari kejauhan mereka asik bercengkrama. Meskipun panas terik matahari siang itu berkobar-kobar. Ah... anak-anak semangat kalian selalu bergelora ! 
Tiba-tiba hilanglah perasaan jengkel yang bertubi-tubi ituh !

Satu per satu mereka menyapa, meneduhkan hati dan juga pandangan. Mereka berucap "ayo miss belajar. sudah siap". Teduhnya hati mendengar ucapan mereka. Siang itu kulalui dengan perasaan yang campur aduk. Yah campur aduk bagaikan lontong campur diguyur sambal kacang haha enaknya...

Seusai ngelesi siang, Saya pun bersiap-siap untuk jam les terakhir pukul 16.30. Sore itu jarak ngelesi cukup jauh, jadi saya memacu motor ke sana. Walaupun jauh dari rumah, tak menghambat semangat saya untuk melihat kertas-kertas putih itu mulai berwarna. Motor pun, saya laju dengan hati-hati. Berharap anak-anak tidak lagi ada yang terlambat di sana. Sepanjang perjalanan pun, hati terasa bahagia entah karena apa. Hingga sampai di tempat bimbel, anak-anakku sudah menunggu. Senyum mereka, oh tiada duanya. Melihat mereka yang langsung mendekat dan mencium tangan, seolah ada desiran yang bergelayut di hati. Oh Tuhan inikah kebahagiaan itu ?

Waktu les pun berlangsung dengan nyaman. Tanpa terasa sudah menunjukkan waktu pulang. Saya pun bersiap-siap untuk pulang. Sebelum pulang, menyempatkan diri bercengkrama dengan mereka. Oh indahnya kebersamaan ini.

Saya pun menyusuri perjalanan pulang menaiki motor. Detik demi detik, menit demi menit, tak henti-hentinya air mata mengucur. Ada bahagia dan juga ada haru. Tak pernah berfikir, kurasakan bahagia seperti ini. Di mana awalnya Saya harus mengorbankan waktu untuk keluarga dan berpikir semua itu sangat meneyedihkan. Tapi ada hal lain disana. Ada kebahagiaan di sana. Ada kebutuhan lain yang dinginkan oleh hati ini.

Meluangkan waktu hanya untuk sejenak bersilatuhami, mendengarkan canda, keluh kesah mereka akan khawatirnya mereka menghadapi UN, seolah menyadarkan diri ini.

"Waktu yang kamu berikan pada mereka, sejatinya itulah kebahagiaan yang kamu terima. Karena memberi bukan hanya soal materi, bukan hanya soal uang, namun tentang hati. Di mana kamu bisa ikhlas untuk berbagi, memberi untuk sesama. Maka yang kamu terima tidak ada bandingannya"

Terima kasih anak-anak.
Terima kasih telah mengajarkan miss arti memberi dan menerima.

  

You Might Also Like

0 komentar: