Perjuangan Seorang Ayah

06.25 Viana Dew 0 Comments

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, anak perempuan yang sedang bekerja diperantauan, anak perempuan yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, anak perempuan yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..akan sering merasa kangen sekali dengan ibunya.
Lalu bagaimana dengan Ayah?
Mungkin karena ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata ayah-lah yang mengingatkan Ibu untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil…… Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu…

Kemudian Ibu bilang : “Jangan dulu Ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya” ,
Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka….
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ibu menatapmu iba.. Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”
Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena Ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :
“Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.
Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja….
Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.
Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga..


Setelah itu kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Ibu….
Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,
Bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu,

Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia…. :’)
Ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..

Sadarkah kamu, kalau hati Ayah merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir…
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut…
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan mengeras dan Ayah memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Ayah akan segera datang?

“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Ayah”
Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Sarjana.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti…
Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah..

Ketika kamu menjadi gadis dewasa…..Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…
Ayah harus melepasmu di bandara.

Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu?
Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat.

Yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.
Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.

Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan….

Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah : “Tidak….. Tidak bisa!”
Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu”.
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu di wisuda sebagai seorang sarjana.
Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya.
Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Ayah tahu……
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya….
Saat Ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia…..
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?

Ayah menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Ayah berdoa…..
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata:

“Ya Allah, ya Tuhanku …..Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita dewasa yang cantik….
Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”

Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…
Ayah telah menyelesaikan tugasnya menjagamu …..

Ayah, Bapak, atau Abah kita…Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal..



0 komentar:

Harapan Seorang Ibu

06.21 Viana Dew 0 Comments

Kali ini saya ingin membicarakan tentang seorang perempuan yang luar biasa. Makhluk ciptaan Tuhan yang bagi saya sungguh mulia, IBU. 

Pernahkah engkau menanyakan kepada ibu kalian, apa yang diinginkan oleh ibu kalian untuk anak gadisnya ?
Cobalah tanyakan pada ibu kalian, apa yang beliau inginkan.

Seorang ibu, tidak menginginkan anaknya gadisnya pandai
Seorang ibu, tidak menginginkan anaknya gadisnya kaya raya
Seorang ibu, tidak menginginkan anaknya gadisnya sibuk mencari uang
Seorang ibu, tidak menginginkan anaknya gadisnya selalu keluar rumah mengikuti tren
Keinginan tertinggi seorang ibu, bukanlah itu semua.

Melainkan seorang ibu,
hanya ingin anak gadisnya menjadi Wanita Sholehah.


Sedikit kisah perjalanan hijrah saya :


Pernah suatu hari, saya menyakiti hati ibu saya hingga beliau meneteskan air mata. 
Sungguh saat itu saya sadar, saya telah menyakiti hati beliau. 
Sampai-sampai saya menangis dan meminta maaf pada ibu saya. 
Dengan mata masih berkaca-kaca, ibu saya berucap :
"nak, ibu menyekolahkanmu bukan untuk menjadikanmu anak pembangkang
Ibu cuman ingin melihatmu tumbuh menjadi anak sholehah, wanita sholehah
hanya itu, nak"
Seketika itu, meleleh air mata saya mendengar rintihan ibu
Hingga saya sadar, selama ini saya jauh dari kata itu
Jauh dari "sholehah"
Lalu mulailah saya mencari tahu makna sholehah 
dan mencoba berlatih menjadi wanita sholehah


Wanita Sholehah yang mencintai Allah diatas segalanya.
Wanita Sholehah yang pandai akan ilmu agama.
Wanita Sholehah yang menghormati ibu bapaknya.
Wanita Sholehah yang selalu mendoakan kedua orang tuanya.
Wanita Sholehah yang memberi kasih sayang untuk keluarganya.
Wanita Sholehah yang menjaga kehormatan dirinya.  
Wanita Sholehah yang kelak menjadi tabungan orang tua di akhirat.

Itulah saudariku, keinginan terbesar ibu kita. 

  • Bukan harta kekayaan yang selalu kita cari, tapi kita melupakan dan mengabaikan beliau.
  • Bukan kepandaian yang hanya diukur dalam prestasi, tapi pandai menyenangkan hati ibu bapaknya.
  • Bukan yang selalu keluar rumah untuk memperhatikan fashion terbaru,tetapi saat berada di dalam rumah lalu menjadi kebahagiaan untuk orang tua yangkembali dari lelah bekerja.


Oh ibu..
Anakmu ini jauh sekali dari sholehah. 





0 komentar:

Perumpamaan Rasulullah tentang Manusia

06.02 Viana Dew 0 Comments

"Perumpamaan apa yang diutuskan Allah kepadaku
dengan membawa petunjuk dan ilmu pengetahuan
seperti hujan lebat yang menimpa bumi.

Diantaranya ada yang bersih yang dapat menerima air, 
maka menumbuhkan rumput dan rerumputan yang banyak

Di antaranya ada yang tanah-tanah gundul
yang menahan air, maka Allah menjadikannya
bermanfaat bagi manusia,
mereka minum, mengairi dan menanam.

Dan (hujan yang lebat itu) menimpa bagian lainnya, 
hanya saja tempat itu adalah lembah-lembah
yang tidak dapat menahan air dan tidak pula
menumbuhkan rumput.

Demikianlah perumpamaan orang yang mendalami pengetahuan tentang agama Allah.
Telah bermangaat baginya apa yang diutuskan Allah kepadaku
dengan membawanya, maka ia mengetahui dan mengajarkannya.

Dan perumpamaan orang yag idak mengangkatnya secara langsung dan tidak menerima petunjuk Allah yang diutusnya kpadaku"

(Sabda Nabi Muhammad SAW :Shahih Al-Bukhari)



Makna Dibalik Perumpaan Rasulullah SAW

Pertama, orang-orang yang beriman dan bertakwa -yang mau menerima risalah Nabi SAW- diilustrasika sebagai bumi atau tanah yang bersih yang dapat menerima air, maka menumbuhan rumput dan rerumputan yang banyak. 
Diantaranya ada yang tanah-tanah gundul yang menahan air, maka Allah menjadkannya bermanfaat bagi manusia, mereka mium, mengairi, dan menanam. 

Kedua, orang-orang yang tak mau menerima petunjuk dan ilmu pengetahuan dari Nabi SAW yang digambarkan seperti lembah-lembah yang tidak dapt menahan air dan tidak pula menumbuhkan rumput. 






Sumber : buku renungan sufistik Islam-Jawa (Wawan Susetya)

0 komentar:

Pujian Bukan Untukku

05.43 Viana Dew 0 Comments




aku bukanlah bidadari yang cantik jelita 
aku bukanlah sang permaisuri yang memiliki istana
aku bukan sang mentari yang hadirnya selalu menyinari
dan aku bukanlah seorang putri yang selalu ditunggu dan diharapkan

terkadang aku ingin menjadi semua itu
menjadi bidadari surga bagi suamiku
menjadi permaisuri di rumah kecilku
menjadi mentari di setiap pijakan langkahku
dan aku ingin menjadi seorang putri untuk sang putra raja

namun....
diri ini hanyalah wanita biasa
yang kotor dan hina akan dosa-dosa

hadirku bukan untuk dipuji
bukan pula untuk dipuja hingga engkau lupakan Ia
Tapi ingatkah engkau 
bahwa pujian bukan untukku
namun untuk Ia yang kusebut Allah 




0 komentar:

Jalan Masih Panjang - Edcoustic

05.28 Viana Dew 0 Comments





Kita tak pernah tahu jalan hidup kita seperti apa.
Terjal bagaikan tumpukan bebatuan karang yang menghalangi ?
Panas bagaikan terik matahari selalu menyengat menyinari ?
Dingin bagaikan angin malam berhembus menyapu kekeringan nurani ?
ataukah jalan yang penuh lika-liku kehidupan ?

Sejenak lihat dan dengarkan video ini. 
Resapi makna dibalik setiap kata. 
Jangan merasa hidup tak ada arti.
Tapi mulailah...

Buat hidup kita berarti !!!! 




Jalan Masih Panjang

Oh Jalan masih panjang terbentang dihadapan
Tak hanya sekedar dunia
Lihatlah kedepan yang lalu biar berlalu
Jadikan pemicu kalbu
Reff:
Jalan hidup takkan pernah lurus
Pasti ada salah lewati segalanya
Tapi Tuhan tak pernah berhenti
Membuka jendela maaf untuk kita

0 komentar: