makna sakit

03.59 Viana Dew 0 Comments

Pernahkah kita sakit kawan?
Pasti pernah kan ya, hehe

Tapi tahukah kita, kalau sakit itu juga membawa hal baik Dan positif. Sakit yang kita derita tak sepenuhnya membawa keburukan. Ada hal-hal baik di dalam kesakitan kita itu. 

Hmm, mau tau apa aja kebaikan-kebaikan itu?
Yuuukkk dah dicermati, hehehe.

Saat kita sakit, Allah mengirimkan 2 malaikat untuk mendoakan kita. Ya malaikat yang dateng menjenguk Dan mendoakan. Di dalam doa malaikat, Ada 2 kemungkinan yang terjadi yaitu :
1. Kalau kita meninggal, kita akan dikatakan sebagai mati syahid jika kita ikhlas menerima sakit kita.
2. Apabila kita sembuh maka darah kita akan diganti dengan darah yang baru Dan dosa kita diampuni.

Selain itu juga Ada hikmah sakit yang kita peroleh, antara lain :
1. Sakit kesempatan untuk beristirahat
2. Sakit merupakan pendidikan untuk diri sendiri
3. Teguran akan kesombongan manusia
4. Sakit merupakan kesempatan untuk bertaubat
5. Kesempatan lebih untuk mempererat hubungan silaturahim 


0 komentar:

Menuju Perubahan Itu Mudah

23.56 Viana Dew 0 Comments

Hari ini begitu banyak cerita yang terjadi di sekitarku. Salah satunya perkenalanku dengan seorang muslimah yang begitu cantik. Padahal kita hanya bertemu beberapa kali namun hanya bertukar senyum tanpa tutur kata terucap diantara kita.

Tiba-tiba ia datang padaku selepas sholat dhuhur di kampus masjid. Mengadukan semua yang dia rasakan. Namun satu yang pasti, aku tidak tahu mengapa Ada kedekatan yang terjadi diantara kami. Sungguh aku tak tahu mengapa ia begitu terbuka padaku, ia adukan permasalahannya.

Namun darinya kulihat kelembutan Dan raut muka yang begitu halus. Pancaran cahaya mengiringi wanita muslimah ini. Mungkinkah ia salah seorang yang dikirim Allah menjadi sahabatku di dunia ini?

Itu yang Ada di dalam pikiranku Dan aku hanya ingin berpikir positif. Inilah jawaban atas semua doa-doaku.

Saat kita ingin berhijrah menuju kebaikan, saat diri InI ingin bertaubat, saat diri InI ingin mempererat silaturahim, mama Allah akan kirimkan seseorang untuk mendampingi kita. Karena Allah telah berjanji, siapapun yang ingin mwndekat padaKu, akan aku permudah jalan untuk menujuKu.

Nah kawan, selagi kita masih hidup. Selagi nafas masih bisa kita hirup, tetapkanlah hati, mantapkanlah keyakinan untuk selalu dekat dengan pencipta.

0 komentar:

Orang Desa, Orang Kota

06.07 Viana Dew 0 Comments

ehmm ada sedikit cerita kawan. 

siang tadi, aku bertemu dengan salah satu sahabat lamaku sewaktu SMK dulu. Seperti biasa, kita memulai percakapan dengan mencari tempat makan buat ngisi perut dulu, hehe. maklum laper.

dalam percakapan tadi, kami menemukan 1 pemikiran mengenai orang kota dan orang desa. 
orang desa yang berada di kota atau orang kota yang berada di desa. Semuanya tak sama. 

aku dan temanku, kuliah di tempat yang berbeda. namun memiliki permasalahan yang sama, yakni mengenai penyesuaian diri orang kota dengan orang desa. Terkadang penyesuaian dan adaptasi itu tidak mudah saat kita berada di tempat yang bukan arena kita. 

Kami tinggal di kota Semarang yang notabene kebanyakan masyarakat kota lebih bersifat individual, egois, cuek atau bahkan sering dibilang sombong oleh orang desa. Namun, orang desa cenderung bersikap sosial, selalu menyapa orang dan bahkan lebih dari menyapa yakni selalu ingin tahu apa yang dilakukan oleh orang yang ada di sekitarnya. 

Berasal dari pemikiran itu, aku dan sahabatku mendiskusikan tentang hal itu. Karena semua itu terkadang membuat beban buat kami. Ada saudara kami yang merantau ke Semarang untuk belajar dan secara otomatis mereka pun berbaur dengan kami. Kami yang notabene hidup di kota lalu kedatangan saudara dari desa yang bersifat sosial selalu ingin tahu keadaan kami, itu membuat kami tidak nyaman. Kami terkadang ingin diam, malah dibilang sombong. Kami ingin menyendiri, dikira sedang ada masalah. Kami tidak bercerita dengan saudara kami, dibilang kami tidak mau membuka diri. serba salah semuanya. 

Nah, di sini aku mau cerita aja ini. Orang kota itu tidak semuanya sombong, egois dan sebagainya. Tetapi kehidupan di kota lah yang terkadang membuat kami berpikir mandiri dan selalu memikirkan diri sendiri. Karena kesibukan di kota jauh lebih ramai dan berat dibandingkan di desa. Jadi untuk bersosialisasi dengan tetangga dan orang lain terkesan kurang. 

Namun berbeda dengan orang desa yang kental dengan kebersamaan dan gotong royong. Semuanya dilakukan dengan asas kekerabatan sehingga mereka saling bersosialisasi dan peduli terhadap orang lain. Karena kehidupan di desa cenderung selalu membutuhkan orang lain sehingga sosialisasi sangatlah penting. 

Nah itulah perbedaan orang desa dan orang kota. 
Jadi harap dimaklumi jika punya teman dari desa, mereka akan cenderung perhatian. 
Jika memiliki teman dari kota, mereka cenderung pendiam dan individualis. 
Walaupun ada perbedaan diantara kita, namun kita tetap sama. 
Sama satu negara, satu bangsa dan satu tanah air. 

Salam cinta untuk kalian semua. 
Perbedaan yang menyatukan. 

0 komentar:

perasaan sepotong hati

14.11 Viana Dew 0 Comments

cinta, sebuah rasa yang tidak bisa dilihat namun bisa untuk merubah manusia.
sebuah perasaan yang mudah datang dan pergi begitu saja.
semua orang pasti pernah merasakannya.

namun, pada hakikatnya mencintai bukanlah sesuatu yang salah.
tetapi yang salah ialah cara kita memperlakukan cinta.

di saat kita merasakan cinta atau sering disebut jatuh cinta, kita merasa ingin memiliki dan mengutarakan rasa itu. memendam terlalu dalam terkadang membuat kita menangis namun apa daya inilah yang dirasakan para pecinta yang belum mampu untuk diraih.

di dalam islam, pelampiasan cinta hanyalah melalui pernikahan.
tak ada kata pacaran di islam dalam mencinta.
karena hakikatnya, Allah menyuruh kita yang sudah dewasa dan siap menikah untuk mensegerakan menikah.
namun, terkadang diri kita belum siap baik secara lahir maupun batin.

ada lagi yang merasa sudah siap dan ingin menikah.
namun, kondisi belum menuntun untuk mensegerakan menikah.
alhasil, rasa itu harus disimpan dalam diam.
walaupun keduanya saling mencinta satu sama lain.

terkadang diri ini pun sama.
namun diri ini lebih memilih untuk menunggu saat dan waktu yang tepat.
mungkin sekarang Allah meminta diri kita untuk memperbaiki diri masing-masing.
menyiapkan mental dan spiritual untuk kesiapan masa depan.
aku berharap, Allah membuat kita berjalan sendiri hanyalah sementara dan kelak Ia akan menyatukan kita dalam ikatan yang diridhoiNya.

teruslah memperbaiki diri.
menuju kehadirat illahi.
cinta suci kan selalu mengiringi.
hingga saatnya kita kan bersama lagi.

0 komentar:

Sedekah dhuha

14.12 Viana Dew 0 Comments

Dulu, aku tak pernah tahu apa itu sholat dhuha dan ada manfaat apa saja di dalam sholat itu. 
Dulu bagiku, kalau kita sudah mengerjakan sholat 5 waktu itu sudah cukup tak perlu lah tambah sholat-sholat lain lagi. 

lambat laun, semua pemikiran itu hilang entah kemana. Mungkin ke dunia antah berantah kali ya, hehehe. tak tahu kenapa setelah aku memahami salah satu hadis yang berbunyi :

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ كُلَّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ، تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ، وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تََمْشِيْهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ، وَتُمِيْطُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ
Setiap persendian manusia diwajibkan untuk bersedakah setiap harinya mulai matahari terbit. Memisahkan (menyelesaikan perkara) antara dua orang (yang berselisih) adalah sedekah. Menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah. Berkata yang baik juga termasuk sedekah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah. Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah shadaqah ”. [HR. Bukhari dan Muslim]

Ada lagi ni hadis yang lain :
“Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab tiap kali bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah yang mungkar adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu, maka cukuplah mengerjakan dua rakaat sholat Dhuha.” (HR Muslim).

Wow subhanallah, it's amazing. 
ternyata tidak hanya uang atau harta yang perlu disedekahkan tetapi tulang-tulang persendian tubuh manusia juga bisa disedekahkan. Bayangkan saja, tubuh kita memiliki 360 persendian. Jika kita meluangkan waktu sejenak untuk shalat dhuha minimal 4 rakaat deh, kalau 2 terlalu irit, hehehe, 
Kira-kira berapa pahala dan kebaikan yang akan mengalir ke dalam tubuh kita ? 

Maha besar Allah dengan segala kekuasaanya. 
Saat aku membaca hadis itu, aku mulai merenungkan maknanya. Walaupun manusia tidak memiliki harta sekalipun, ternyata ia bisa bersedekah. Sedekah yang tertanam di badan. Hanya perlu diniati lillahi ta'ala. Apalagi jika seseorang sudah rajin dan istiqomah dalam shalat dhuha, pasti memiliki bonus lebih dari Allah. Bonus khusus langsung yaitu saat kita berada pada hari akhir. Pada hari itu ada pintu yang bisa memasukkan kita ke surganya Allah, yaitu pintu Dhuha. 

Nah, mulailah dari situ. Kita istiqomahkan untuk sedekah terutama sedekah dhuha. 
Percaya deh jika kita sedekah tidak akan sia-sia. Lagi pengen cari kerjaan, sholat dulu dah. Pengen rejeki barokah, lagi dah sholat dulu, Pengen selalu sehat dan sedekah sepanjang masa, kerjain dah tuh sholatnya. In sya Allah berkah. 

Apalagi ini, perhatikan ya hadis berikut :

“Tidaklah seseorang selalu mengerjakan shalat Dhuha kecuali ia telah tergolong sebagai orang yang bertaubat.” (HR. Hakim).

Nah, manusia memang tempatnya salah dan dosa. Tak ada manusia yang tak berdosa dan suci kecuali Rasulullah saw yang sudah dijamin Allah terbebas dari dosa. Sebesar apapun dosa dan maksiat yang kita kerjakan walaupun sebanyak buih di lautan, jika kita berniat untuk bertaubat pastilah semua dosa itu akan diampuni oleh Allah kecuali syirik. 

Semangat kawan. Mari perbaiki diri kita masing-masing. Mudah-mudahan Allah ridho akan usaha, doa dan semua yang kita lakukan menjadi berkah. 

0 komentar:

FILOSOFI MEMBERI DAN MENERIMA

20.11 Viana Dew 0 Comments


well....
banyak pepatah yang mengatakan banyaklah memberi, nanti kamu akan lebih banyak menerima. pepatah ini sering saya dengar, bahkan tak jarang berucap seperti ini "lebih baik tangan di atas dari pada tangan di bawah"

Yah, pasti kita semua sudah dengar pernyataan itu bukan?
Lalu apa maknanya ?
Apakah memberi harus berupa benda karena diberikan lewat tangan ? 
ehmmmm kalau bukan benda dan tidak melewati tangan, bisakah itu dikatakan memberi?

beberapa waktu yang lalu, saya  seolah disadarkan tentang arti memberi. Bak halilintar yang datang bertubi-tubi menusuk otak saya. bertubi-tubi ? Iyah bertubi-tubi dan rasanya bukan mainnnnn !
Langsung membuat saya berdoa tanpa ucapan kata !

"gimana bisa tuh, berdoa tanpa ucapan kata ?"

Begini nih ceritanya...
beberapa tahun terakhir ini, saya memang diberi amanah untuk kerja sampingan jadi guru les. Entah les privat ataupun les bimbel. Padahal ya, saya ini bukan orang pintar. Seringnya kalau pembagian raport dulu waktu sekolah pasti sudah kebiasaan dibagian belakang. Ibarat kata sudah langganan, hehe. Tapi mungkin ini sudah jalan dariNya. Dijadikan tentor karena mungkin berlatar belakang dunia pendidikan jadi ya wajar kalau diminta jagain anak orang.

Saat itu hari minggu, di mana hari itu banyak digunakan untuk berkumpul dengan keluarga dan orang terdekat yang disayangi. Meskipun tetap berada di rumah, kalau sudah bareng-bareng orang terkasih, apa sih yang nggak bahagia ? :)

Tapi hari itu, saya memilih untuk bersama murid-murid les. Meluangkan waktu untuk mereka karena hari senin akan menghadapi ujian. Memang kalau sudah kelas 6, selalu saja persiapaanya menghadapi UN. Mau tidak mau, saya pun harus mengorbankan waktu berkumpul keluarga dengan berbagi pengalaman dan pengetahuan. Satu hari itu, aku pun harus membagi menjadi 3 waktu. Maklum menjadi guru les bukan cuman pada 1 tempat tapi ada di 3 tempat. Jadi yah harus pinter-pinter managemen waktunya. 

Okey tahap 1 ngelesi pun dimulai. 
saya membagi les pada pagi, siang dan sore. Pagi hari pukul 09.00, siang pukul 14.30 dan sore 16.30. Saya pun memulai les pagi di dekat rumah. 5 menit berlalu, 10 menit berlalu hingga 20 menit berlalu, barulah anak-anak hadir. Oh God... lamanya mereka ! sabar vi sabar ! 
Yah, walaupun hati menjerit-jerit tapi memandang wajah polos mereka seolah semua itu sirna. I got light in their eyes ! 

Waktu les pun berjalan seperti biasanya. Kadang ada canda, tawa, bahkan tak jarang ada otot yang harusnya ditahan jadi keluar, hehehe maafkan miss ya anak-anakku :)

Siang pun seolah tak ingin kalah dengan pagi. Kesabaran diuji lagi. Duhh Gusti harus berapa lama lagi ??? Dalam hati, ayolah berpikir positif, mungkin anak-anak baru bangun tidur atau kalau tidak ya sedang OTW. Alhasil daripada e to the mosi yasudah dibuat enjoy browsing-browsing gag jelas hehe,

Yupz, beberapa menit anak-anak pun datang. Dari kejauhan mereka asik bercengkrama. Meskipun panas terik matahari siang itu berkobar-kobar. Ah... anak-anak semangat kalian selalu bergelora ! 
Tiba-tiba hilanglah perasaan jengkel yang bertubi-tubi ituh !

Satu per satu mereka menyapa, meneduhkan hati dan juga pandangan. Mereka berucap "ayo miss belajar. sudah siap". Teduhnya hati mendengar ucapan mereka. Siang itu kulalui dengan perasaan yang campur aduk. Yah campur aduk bagaikan lontong campur diguyur sambal kacang haha enaknya...

Seusai ngelesi siang, Saya pun bersiap-siap untuk jam les terakhir pukul 16.30. Sore itu jarak ngelesi cukup jauh, jadi saya memacu motor ke sana. Walaupun jauh dari rumah, tak menghambat semangat saya untuk melihat kertas-kertas putih itu mulai berwarna. Motor pun, saya laju dengan hati-hati. Berharap anak-anak tidak lagi ada yang terlambat di sana. Sepanjang perjalanan pun, hati terasa bahagia entah karena apa. Hingga sampai di tempat bimbel, anak-anakku sudah menunggu. Senyum mereka, oh tiada duanya. Melihat mereka yang langsung mendekat dan mencium tangan, seolah ada desiran yang bergelayut di hati. Oh Tuhan inikah kebahagiaan itu ?

Waktu les pun berlangsung dengan nyaman. Tanpa terasa sudah menunjukkan waktu pulang. Saya pun bersiap-siap untuk pulang. Sebelum pulang, menyempatkan diri bercengkrama dengan mereka. Oh indahnya kebersamaan ini.

Saya pun menyusuri perjalanan pulang menaiki motor. Detik demi detik, menit demi menit, tak henti-hentinya air mata mengucur. Ada bahagia dan juga ada haru. Tak pernah berfikir, kurasakan bahagia seperti ini. Di mana awalnya Saya harus mengorbankan waktu untuk keluarga dan berpikir semua itu sangat meneyedihkan. Tapi ada hal lain disana. Ada kebahagiaan di sana. Ada kebutuhan lain yang dinginkan oleh hati ini.

Meluangkan waktu hanya untuk sejenak bersilatuhami, mendengarkan canda, keluh kesah mereka akan khawatirnya mereka menghadapi UN, seolah menyadarkan diri ini.

"Waktu yang kamu berikan pada mereka, sejatinya itulah kebahagiaan yang kamu terima. Karena memberi bukan hanya soal materi, bukan hanya soal uang, namun tentang hati. Di mana kamu bisa ikhlas untuk berbagi, memberi untuk sesama. Maka yang kamu terima tidak ada bandingannya"

Terima kasih anak-anak.
Terima kasih telah mengajarkan miss arti memberi dan menerima.

  

0 komentar:

Betapa baiknya Allah

19.42 Viana Dew 0 Comments


Saat diri ini mulai menjauh dari Allah, mulai mengikuti arus kefanatikan akan dunia, Allah dengan kasih sayangnya menyadarkan diri ini dengan berbagai cara yang tak terbayangkan sebelumnya.
Hari ini, aku mulai menyadarinya.

Sungguh Allah sangat mencintaiku, menyayangiku dengan segala yang diperbuatnya.  Salah satunya melalui buku.

Awalnya, bagiku buku tidak terlalu penting. Terkadang aku lebih memikirkan menyisihkan uang hanya untuk membeli pakaian, tas dan segala pernak-pernik wanita. Hingga ratusan ribu aku gunakan untuk barang-barang itu. Namun, seminggu yang lalu aku tersentak dengan sebuah pemikiran yang terbesit dalam otakku.

“untuk membeli keperluan hidup saja aku bisa dengan mudah menghabiskan uang, namun untuk membeli buku dan menambah ilmuku kenapa aku susah ? bukankah hidup itu membutuhkan ilmu?”

Kata-kata itu yang terbesit dalam pikiranku. Hingga aku menyadari, kecintaanku pada dunia sudah mulai membesar hingga aku tidak memperhatikan ilmu. ilmu yang sesungguhnya sudah diperintahkan oleh Allah untuk dipelajari. Ilmu yang menjembatani seseorang menuju kehidupan akhirat. Ilmu yang menjadikan seseorang memiliki derajat yang tinggi di hadapan Allah dan manusia.

Ah, sungguh malangnya diri ini.
Terjerembab dalam kefanaan dunia yang menyilaukan mata. Namun ternyata, Allah masih sayang padaku dan tidak membiarkanku menyelami lebih jauh arus kefanaan. Ia mengingatkan padaku mengenai makna sebuah ilmu. hingga akhirnya satu hari yang lalu aku membeli buku-buku  mengenai ilmu kehidupan. Kehidupan yang jika kita tak peka, kita bisa tergelincir dalam lubang dosa dan maksiat.

Memang buku adalah jendela ilmu. semakin lama kita mendekat kepada buku, semakin dekat pula kita pada surgaNya Allah. Seperti salah satu kutipan dalam sebuah hadis. “barangsiapa yang mencari ilmu karena Allah, maka Allah mudahkan jalannya menuju Surga”


0 komentar: