Pecinta dan Pengakuan

08.24 Viana Dew 0 Comments

Pecinta
apakah itu pecinta ?

Welll,
kulihat banyak pecinta ingin diakui. Mereka ingin merasa ada pengakuan atas cinta yang mereka berikan. Entah pengakuan untuk dapat memiliki ataukah pengakuan untuk berbalik mendapatkan cinta.

Tapi saat aku merenung dalam kesendirianku, aku menapaki setiap memori dan pancaran visual mata yang kulihat. Perlahan-lahan, aku mengamati, menalar, memahami hingga aku pun menyimpulkan

Cinta dan Pecinta itu satu kesatuan tetapi keduanya berbeda.
Cinta ialah rasa yang ada di dalam diri Pecinta, dimana rasa itu berupa marah, sedih, emosi ataukah bahagia. Karena semua itu adalah cinta tergantung bagaimana diri menempatkan. Ketika seorang anak berbuat kesalahan, kemudian ibunya memarahinya. Apakah itu berarti sang ibu membenci anak itu ataukah ia sayang, cinta kepada anaknya ?
Silahkan berpendapat dengan diri masing-masing.

Sejatinya cinta akan selalu ada, meskipun tak ada timbal balik akan cinta yang diberikan.
Bagi pecinta, cinta bukan untuk diumbar. cinta bukan hanya kata yang diungkapkan. cinta bukan hanya tumpukan sajak-sajak puitis yang disajikan. Melainkan cinta, ada sebagai pengakuan.

Pecinta dan Pengakuan.
Ketika aku memiliki cinta, hatiku pasti akan berkata hingga mulut bisa berdusta. Tapi rasa cinta dalam hati itu yang akan mengaku. Ketika kubohongi diri, aku pun telah kalah akan cintaku. Aku memiliki cinta namun bukan sebagai Pecinta. Namun sebagai pengecut.

Pecinta tak butuh pujian.
Pecinta tak butuh kata-kata mesra.
Pecinta tak butuh pula sajak-sajak puitis.
Karena pecinta hanya ingin untuk mengaku.

ahhhh....
sungguh aku iri.
akan penulis yang menuliskan cintanya pada lembar-lembaran kertas.
pengakuan cinta yang teramat sangat dalam.
mengabadikan tiap kata hingga waktu takkan mampu untuk melunturkannya.
cetakan demi cetakan tinta bersarang penuh makna.
sang pecinta pun terus menuliskan rasa di hatinya.

entah rasa cinta itu hanyalah untuk melegakan diri.
ataukah pengakuan akan rasa yang terpendam selama ini.


Duhai Cinta, 
Bolehkah aku mengakuimu dalam sajakku ?
Bolehkan aku mengakuimu dalam renunganku ?
Atau bolehkah aku mengakuimu dalam goresan penaku ?

Aku cinta denganmu 
Tapi aku tak tahu bagaimana mengungkapkan itu
Yang aku tahu, inilah caraku 

Membisu dalam ucapan bibir
Akal diriku terus berpikir
Jari terus mengetik tanpa alur
Hingga hati berbisik teratur

Karena cintaku tak terbatas
Seluas jagad yang meluas
terurai mesra terbang bebas
karena cinta mengalir dengan deras



0 komentar: